WIWIN DONGENG MANAGEMENT

Thursday, August 28, 2008

Marhaban Ya Ramadhan


Beberapa hari lagi bulan Ramadhan segera tiba, bulan yang selalu dinanti-nanti umat Islam. Pada bulan ini umat Islam berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan dan menjalankan ibadah (ritual) secara lebih khusuk dari bulan-bulan lain. Umat Islam meyakini bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, hikmah dan pahala. Lebih lagi di bulan ini juga terdapat malam Lailatul Qadar, malam seribu bulan. Satu kesempatan emas bagi umat muslim untuk memperbaiki diri secara lahir dan batin dalam mendapatkan moment pencerahan.

Bulan Ramadhan diharapkan bisa jadi tonggak awal dalam memperbaiki diri dalam menjalani kehidupan nyata untuk waktu-waktu selanjutnya. Disini kita diharapkan bisa mengekang hawa nafsu dan kehendak kotor yang ada dalam pola pikir kita. Dengan kata lain kita diharapkan bisa menjadi diri yang lebih bersih, sejuk dan penuh dengan cinta. Menjadi sosok yang terlahir kembali.

Mengekang hawa nafsu adalah satu pekerjaan yang sangat sulit kita jalani. Sadar atau tidak selalu ada tindakan kita (semacam naluri) yang berpotensi merugikan orang lain, menyakiti hati bahkan fisik orang lain, merasa benar sendiri, merasa tak terkalahkan, merasa jadi wakil Allah di bumi bahkan menjelang Pemilu 2009 masih banyak para calon legislative dan calon presiden berlomba-lomba memperkuat posisi masing-masing dengan segala daya upaya dengan menghalalkan segala cara tanpa memperhatikan tata karma dan etika. Itulah sebabnya mengalahkan diri sendiri ditempatkan di posisi Jihad besar dan hal-hal lain seperti berperang di jalan agama dll., berada di posisi kedua sebagai Jihad Kecil.

Marilah, pada moment yang indah ini kita merubah cara pandang yang selama ini masih amburadul menjadi cara pandang yang penuh cinta, penuh toleransi dan mencerminkan saripati Al Quran dan mewujudkannya dalam tindakan nyata. Kalaupun harus turun ke jalan, sebarkan cinta kasih dan bukan terror dan nafsu amarah sehingga diharapkan tidak lagi ada kejadian sekelompok orang yang memaksakan kehendaknya dijalanan dengan dalih menghormati bulan suci yang justru malah mengotorinya. Biarkan semua terjadi secara wajar dan natural, toh itulah gunanya kita berpuasa, mengekang hawa nafsu. Bukan berarti setiap orang harus dipaksa menghormati kita (dengan menutup warung, night club, bilyard dlsb.) namun tindakan kita dimasyarakatlah yang menentukan nilai penghormatan itu sendiri, apakah kita patut dihormati atau tidak. Terlebih kita hidup dinegara yang plural, mari kita tunjukkan bahwa agama kita adalah agama yang damai, indah, penuh cinta dan rahmat bagi alam semesta. Jangan biarkan orang lari ketakutan melihat kedatangan kita tetapi justru kedatangan kita menjadi yang selalu ditunggu-tunggu dan kehadirannya bisa membuat orang lain aman dan tenteram.

Selamat berpuasa, semoga di bulan yang penuh berkah dan hikmah ini kita bisa menjadi inspirasi, penerang dan damai bagi bangsa Indonesia yang tercinta. Amien.

No comments: