WIWIN DONGENG MANAGEMENT

Wednesday, February 18, 2009

CINTA SEJATI






Cinta sejati itu putih, tulus, memberi dan tanpa mengharapkan imbal balik sekecil apapun. Ikhlas, mungkin adalah kata yang tepat untuk itu. Cinta datang kepada siapa saja tanpa permisi, tanpa diundang. Dia datang kepada siapa saja tanpa membedakan asal usul, gender, usia, ras, agama bahkan tidak hirau apakah itu binatang, manusia atau apapun jenisnya. Dia menghampiri, menyalami, menegur, memeluk dan merasuk, menyatu dengan raga, juga jiwa.

Ketika kamu mencintai seseorang tetapi berharap sesuatu balasan maka kamu belum sepenuhnya mencintai. Masih ada nafsu di dalam dirimu yang berkedok cinta. Dia adalah ego yang tersenyum diawal dan meradang ketika tidak mendapatkan apa yang diharap. Cinta dalam tanda kutip yang seperti ini adalah temporer, tidak abadi. Dia tidak tahan terhadap cuaca kehidupan yang fluktuatif. Dia adalah obsesi.

Cinta sejati tidak datang dalam sesaat, dia butuh pembelajaran, dia butuh beradaptasi dengan lingkungan, dia seperti seluruh makhluk hidup bertumbuh, berkembang dan menghablur dalam kedewasaan bersikap dan bertindak.

Cinta sejati adalah hamparan padang luas, bentangan samudra tanpa batas. Dia menembus apa dan siapa saja tanpa bisa kita duga dan kira. Dia universal. Dia tidak membedakan antara cinta si A di Negara Eropa yang maju dengan cinta si C dari negeri termiskin dibelahan bumi Afrika. Dia mempunyai definisi yang sama yang tidak bisa habis dibahas dan digali.

Cinta sejati selalu jadi tema dan pencarian dalam bentangan kurun jaman. Dia dikejar dan dicari oleh semua makhluk namun sayang tidak semua bisa menemukan apa yang dicari walau sampai lembar akhir buku hidup ditutup. Sejatinya dalam hidup adalah mengumpulkan butiran-butiran Kristal cinta yang tersebar disepanjang kehidupan yang kita lewati. Apakah kita menyadari dan memungutinya?

Kampung Tengah, 18 Februari 2009

Jam 24.00 wib.

Tuesday, February 17, 2009

Senam Tangan buat Computer Maniac

Ini nih cara peregangan bagi saudara-saudara yang seharian memegang mouse. Selamat meregang-regang ...

Cara memegang mouse yang baik dan benar






Dengan mengikuti petunjuk di atas mudah-mudahan anda terhindar dari Karpal Syndrome. Selamat bermouse yang baik dan benar ...

Anda Computer Maniac? Hati-hati Karpal Sindrom mengancam tangan anda.




Bagi saudara-saudara yang kerjanya di depan computer mulai detik ini harus lebih berhati-hati. Apa pasal? Pasalnya adalah saudara-saudara punya kemungkinan terserang Karpal Sindrom atau istilah ngilmiahnya adalah Carpal Tunnel Syndrome atau Sindroma terowongan karpal, disingkat CTS. Penyakit apa lagi itu?

Karpal Syndrome adalah suatu gejala pada otot lengan yang ditimbulkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
Sindroma ini terjadi bila ada tekanan pada nervus medianus. (Merupakan syaraf gabungan, artinya berfungsi sebagai pembawa "rasa"/ sensorik dan juga sebagai penggerak.) Medianus mempersarafi ibu jari, jari telunjuk jari tengah , dan separuh jari manis.

Bagi saudara-saudara yang sehari-hari bekerja di depan computer harus mulai mewaspadainya. Gara-gara tikus (maksudnya mouse computer) anda bisa-bisa masuk rumah sakit dan tangan saudara di operasi. Wuadduh serem n ngeri banget nih … trus bagaimana dong cara mengatasinya? Caranya …, ya pergunakan mouse dengan baik dan benar. Ini jawaban serius lho Karena ternyata ada kiat-kiat khusus bagaimana memakai atau memegang mouse dengan baik dan benar. Cuma, itu bukan satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari sindrom kapal, eh karpal. Hal-hal yang patut dilakukan untuk mencegah sindrom ini antara lain adalah:

1. Istirahatkan tangan setelah aktifitas 15 hingga 20 menit.

2. Pergunakan pena atau mouse yang agak besar karena ini akan mengurangi tekanan.

3. Selalu upayakan bekerja dengan pergelangan tangan pada posisi lurus.

4. Cara duduk, jarak dengan computer dan lain-lain akan kami tampilkan dalam bentuk gambar (biar lebih mudeng kata orang Inggris).

Apa sih gejala-gejala awal dari Karpal Syndrome ini?

1. Tangan sering kesemutan

2. “Baal” pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.

3. Sulit melakukan aktivitas seperti menggenggam, mengepalkan tangan dan terjadi lemah pada otot tangan sehingga apa saja yang kita pegang bisa terjatuh.

4. Yang lebih gawat lagi bila kita biarkan maka otot pada telapak tangan sisi ibu jari akan mengecil.

O iya, sindrom ini lebih sering menjangkiti kaum hawa atawa perempuan dengan perbandingan 3:1 dengan kaum adam.

Kalau anda memiliki keluhan-keluhan seperti di atas segeralah temui dokter yang anda percaya dan jangan sekali-sekali dibawa ke dukun cilik Ponari entar saudara terinjak-injak lautan massa yang hendak berobat. He he he … Siapa tahu anda sudah memasuki gejala-gejala awal Karpal Syndrome.




Monday, February 16, 2009

BANTING & HANCURKAN COMPUTERMU !!!


Sungguh lucu, dalam beberapa minggu belakangan ini tiba-tiba aku terobsesi untuk bisa menemukan teman-teman lama. Aku tidak peduli apakah itu teman dari masa-masa SD, SMP, SMA, Kuliah, teman kerja atau bahkan teman sepermainan di kampung. Satu per satu nama-nama mereka yang terlintas diotak aku ketik melalui media facebook, google, friendster dan fasilitas-fasilitas yang ada lainnya. Bahkan tidak hanya itu, kartu nama pemberian klien atau rekanan selama aku kerja dalam kurun waktu 19 tahun juga aku keluarkan dan kutelusuri satu per satu. Ada sih satu atau dua yang memang memanfaatkan jasa fasilitas canggih yang bernama internet ini tapi itupun nggak sampai 10%, sedang 90% lainnya tidak aku temukan atau dengan kata lain tidak atau belum memanfaatkan teknologi mutakhir tersebut. Pada suatu malam aku termangu terdiam di depan computer dan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam diriku. Ingatan akan masa lalu belakangan ini memang selalu muncul dipikiran dan tidak mau pergi. Segala macam cara telah aku lakukan untuk menjauh dari computer tapi semakin berusaha menghindar semakin aku ketagihan akan teknologi yang satu ini. Akibatnya fatal, gairah kerjaku menurun dan pekerjaan yang seharusnya sudah aku selesaikan dalam minggu kemarin masih teronggok di atas meja dan belum kusentuh sama sekali. Aku membayangkan wajah-wajah rekanan yang sudah pasti akan complain terhadap kinerjaku, dengan wajahnya yang masam dan emosional memaki-makiku. Persetan dengan mereka, tiba-tiba reflek perlawananku mengedepan dan menang. Selanjutnya aku kembali terbenam dalam permainan ketik mengetik nama-nama dari masa laluku. Si A, si B, si C dan seterusnya dan seterusnya …. Sampai dini hari… setiap hari …

Akibatnya bisa diduga, istriku menegur dan mengatakan bahwa wajahku pucat dan kelihatan loyo serta tiada bergairah. Aku diam saja dan tidak membantah. Aku tahu aku salah bahkan setelah kuhitung-hitung sudah sebulan lebih aku tidak pernah lagi berkomunikasi dengan istri apalagi menyentuhnya. Wah … belum lagi anakku juga protes karena kesempatannya bermain game on line tidak mendapat porsi yang cukup dan layak. Semua penghuni rumah jadi uring-uringan dan gampang tersinggung bahkan hanya karena omongan yang sebenarnya tanpa arti sekalipun. Bahkan bunyi huruf a atau b atau c saja bisa memicu pertengkaran yang tidak masuk akal. Anehnya semua pertengkaran selalu dengan dalih karena internet. Betul, internet telah menjadi kambing hitam.

Karena tidak bisa mengatasi masalah ini aku minta nasihat dari seorang sahabat yang cukup wise di mataku. Setelah aku jelaskan duduk permasalahannya justru jawabannya diluar dugaan sama sekali, “aku juga mengalami masalah yang sama denganmu sahabatku”. Lagi-lagi internet, lagi-lagi tema-teman lama yang jadi biang keroknya. Temanku juga mengalami ketegangan di dalam rumah tangganya karena sebab yang sama persis denganku. Akhirnya kami berdua mencoba mencari jalan keluar dengan meminta nasihat dari teman yang lain dan anehnya teman yang lain itupun mengalami masalah yang sama dengan kami bahkan lebih gawat, dia mau cerai dengan istrinya. Sampai sore hari kami sudah menemui kurang lebih 50 orang teman yang ternyata juga mengalamai hal yang sama dengan kami. Sungguh kebetulan yang tragis dan mengerikan. Rembug punya rembug kami ber 50 sepakat untuk pergi keseorang psikiater. Dengan menyewa bis kami pun menemui sang psikiater namun belum sampai mengetuk pintu, serombongan petugas kesehatan keluar dengan menggotong tandu berisi seseorang yang tidak lain ternyata psikiater yang hendak kami temui. Seorang perawat yang membawa kotak obat tanpa ditanya berkata entah kepada siapa, “gara-gara internet dia ditinggal pergi istrinya bahkan nyawanyapun enggan menempati tubuhnya sendiri. Dia mati dalam sepi. Sudah seminggu mayatnya baru diketemukan. Baunya busuk sekali. Saksi kematian satu-satunya hanyalah sebuah computer yang masih menyala dengan setumpuk kartu nama di atas meja. Berantakan”.

Keesokan harinya seluruh kota gempar, hampir semua orang terjangkit wabah baru, yaitu wabah mencari teman lama di internet. Jalanan jadi sepi, semua orang duduk di depan komputernya masing-masing. Tidak satupun orang sanggup mengatasi wabah yang cukup ganas tersebut karena orang atau pejabat yang seharusnya mengatasi permasalahan ini malah juga terjebak dalam kondisi yang sama seperti warga lainnya. Kota lumpuh, seluruh aktifitas terhenti. Negara dinyatakan dalam keadaan darurat.

Keesokannya lagi tersiar kabar bahwa hampir semua orang diseluruh dunia terjangkit wabah yang sama. Dunia kolaps bahkan presiden dari Negara adi kuasa pun tak luput dari penyakit ini. Namun ada sedikit kabar menggembirakan, ada seorang laki-laki yang sudah tua dan tinggal di kaki gunung yang belum terjangkau teknologi internet tidak terjangkit wabah mengerikan tersebut. Beberapa utusan dari kantor PBB diperintahkan menemuinya untuk meminta nasihat tentang bagaimana kiat-kiat sang kakek sehingga tidak terjangkit wabah berbahaya tersebut. Akhirnya si kakek di bawa ke kota dan didaulat oleh sekjen PBB untuk berbicara live di televisi sekaliber CNN. Semua orang di seluruh dunia menuggu berharap-harap cemas apa jawaban yang bakal didengar.

“saudara-saudaraku dimana saja kalian berada, satu-satunya jalan untuk mengatasi wabah ini sebenarnya susah-susah gampang”, kata pak tua memulai pembicaraan livenya. “Banting dan hancurkan computer kalian sekarang juga !!!”, teriak sang kakek gemetar. “Setalah itu berkemaslah kalian dan pulang kekampung-kampung kalian masing-masing barang satu atau dua minggu. Masalah kalian sebenarnya hanyalah rindu. Rindu pada sanak saudara, teman-teman, kampung halaman yang pada intinya adalah kerinduan pada masa-masa indah waktu lampau. Kehidupan saat ini yang membelenggulah yang menyebabkan kalian depressi dan berhalusinasi seolah-olah masa lalu bisa diraih kembali dengan pertolongan sebuah computer dan internet. Tidak bisa saudara-saudaraku karena waktu terus berjalan maju, dia tidak pernah berhenti apalagi berjalan mundur. Kegilaan ini akan semakin mengecewakanmu setelah mendapati orang-orang yang dulu menjadi sahabat-sahabatmu sekarang tidak sehangat dulu lagi. Kamu juga hanya akan bertemu dengan wajah-wajah keriput yang jauh dari bayangan masa muda dulu. Biarlah hidup mengalir dan mengalir menuju muara hingga suatu saat kalian akan sampai di rumah sejati kalian dan menemukan saudara-saudara dan teman-teman dari masa lalumu tetap seperti masa itu untuk selamanya”. Untuk selamanya, untuk selamanya, untuk …….

Tiba-tiba aku tersadar dari tidur. Aku masih duduk di depan computer. Aku kecapekan. Aku akan beristirahat dan bangun esok hari dengan gairah baru, pasalnya aku memutuskan besok akan mudik bersama keluarga. Pasti sebuah surprise buat anak dan istriku. Tanpa sadar aku tersenyum dan dengan mouse ku klik tombol start – turn off Computer. Jam didinding menunjuk angka 2 dini hari. Aaaaahhhh….

Kampung Tengah, 16 Februari

Pukul 2.00 dini hari

Sunday, February 15, 2009

THE LEGEND OF SAINT VALENTINE


Mungkin sebagian dari kita tidak atau belum mengetahui kenapa sampai ada sebuah perayaan yang kini lebih dikenal sebagai hari Valentine. Dibawah ini adalah Legenda Saint Valentine yang saya kutip dari TheMacedonians Blog yang dikirim via email ke email saya. Saat ini perayaan hari Valentine dirayakan hampir di seluruh dunia bahkan tidak hanya oleh agama katholik saja tetapi hampir oleh semua masyarakat yang berlainan agama. Perayaan ini menjadi perayaan yang bersifat universal karena telah terjadi pergeseran dalam memaknai perayaan ini. Apapun alasan dan kontroversinya saya serahkan kepada para pembaca untuk menafsirkan dan menelaahnya secara dewasa. Terima kasih

The Legend of Saint Valentine

Feb 15, ’09 3:17 AM

By Mark for everyone

From The Macedonians Blog


Historical archives make mention of at least three different individuals (and perhaps as many as seven) credited with the name of Saint Valentine (or Valentinus). The three discussed here were all martyred fortheir faith and have been recognized by the Catholic Church. The first is described as a priest whoresided in Rome and the second is described as a Bishop who resided in Interamna (known today asTerni) in Italy. These two Saint Valentines appear to have been alive during the second half of the Third Century and are said by some sources to be buried on the Flaminia Consular Way...but at different distances from the City of Rome. The ancient Flaminian Gate is now called the Porta del Popolo, but was formerly referred to as the Gate of Saint Valentine. The name seems to have originated from a small church dedicated in the name of the saint which was in the immediate vicinity. Official reports regarding the interrogation of both the aforementioned saints are preserved, but are of a relatively late date and deemed to have little, if any, historical value. Some authorities on the subject believe that the two Saint Valentines mentioned above are likely one and the same individual...a Roman priest who became Bishop in Interamna and was then sentenced there before being returned to Rome for execution. Since both lived during the reign of the same Roman emperor and are believed to have died on the same day, this assumption probably has some validity. The third Saint Valentine is said to have practiced in Africa with a number of associates prior to his martrydom, but nothing further is known of this particular personage and it is doubtful that he is associated in any manner with the modern day celebration of Saint Valentine's Day.

In 496 A.D., Pope Gelasius declared February 14 to be the Feast Day of Saint Valentine...Patron Saint of Lovers and Engaged Couples, with particular jurisdiction over the quarrels which arise between sweethearts. The patronage of Saint Valentine also extends to epilepsy (from which he is believed to have suffered), bee-keepers, plague, greetings, travellers and young people. His representations include: birds, roses, a bishop with a crippled or epileptic child at his feet; a bishop with a rooster nearby; a bishop refusing to adore an idol; a bishop being beheaded; a priest bearing a sword; a priest holding a sun; and a priest bestowing sight upon a blind girl. Throughout the world, there are several special resorts that exhibit a romantic year-round theme (but particularly on February 14 with elaborate celebrations) and which are named in honor of Saint Valentine...Saint-Valentin in France (also known as "le village pour les Amoureux"), Saint-Valentin in Austria, Saint-Valentin in Quebec, Canada (founded in 1835 and granted the unique distinction of being the only location in the world with permission to use a heart-shaped date stamp on outgoing mail) and Sakuto Cho in Japan, for example.

Saint Valentine: Holy Priest of Rome:


The date of this Saint Valentine's birth is not known. Along with Saint Marius and his family, Saint Valentine assisted the martyrs during the persecution they suffered under the rule of Claudius II (also known as Claudius the Goth and Claudius the Cruel). In addition, since Rome was at the time involved in many bloody and unpopular campaigns, the emperor found it difficult to recruit the male populace into joining his military leagues. Believing this to be because Roman men were adverse to leaving their loved ones or their familes, Claudius cancelled all marriages and engagements within the City of Rome. Saint Valentine and Saint Marius, however, continued to perform wedding ceremonies in secret. When is was discovered that Saint Valentine was defying the emperor's decree, he was apprehended and dispatched by Claudius to the Prefect of Rome who, being unable to force the saint to renounce Christianity, ordered that Valentine be clubbed, stoned and then beheaded. According to tradition, while Valentine waited in prison for his execution, he corresponded with those under his care by sending letters and love notes to his parishioners. It is also believed that while incarcerated, the Bishop fell in love with a young woman who visited him during his confinement. According to some sources, this was the blind daughter (whose name may have been Julia) of of Asterius, the jailer. It is said tht God enabled Valentine to miraculously restore the girl's sight. Popular belief indicates that Valentine's farewell message to his love contained a closing that has now transcended time: "From Your Valentine." The saint was executed on February 14 in either 269 A.D. or 270 A.D. In 270 A.D., Pope Julius I is said to have built a church near Ponte Mole in the saint's memory at a location once known as Porta Valentini and now called Porta del Popolo. The relic bones of this Saint Valentine, who may also have been a physician, are now housed within the Church of Saint Praxed in Rome.


Saint Valentine: Bishop of Interamna:

This Saint Valentine is said to have been scourged, imprisoned and beheaded by Placidus, Prefect of Interanma. The relic bones of this Saint Valentine are housed in a basilica in Terni, a town in Italy which hails Saint Valentine as its Patron Saint. It is believed that the saint, who lived in the Third Century, dedicated his life to the Christian community of Terni, becoming the first Bishop of the town. Adored by the populace, the fame of Saint Valentine's holiness and miracles reached Rome, his name being linked with love because, according to legend, he was the first religious personage to oversee the celebration of marriage between a pagan man and a Christian woman. Sentenced to death in Rome, he was martyred on February 14 along the Via Flaminia and swiftly buried in order to prevent rioting by the Christians. It is said that three of Saint Valentine's disciples managed to find the body, transferring it to Terni, where the remains were interred within a sacred place. The Basilica of Saint Valentino was later erected in the same location to honor the saint and invoke his protection and blessing. Every year on February 14, the town of Terni now hosts exhibitions, fairs and cultural events which attract many tourists to the area.

While there are no definitive written accounts of any of the aforementioned Saint Valentines, all of whom lived in the Third Century and apparently died on exactly the same day, there is a more recent and documented connection to Ireland. In 1836, Pope Gregory XVI sent a gift to the Carmelite Church in Dublin...recognition of the work carried out by the former prior of the Church, Father John Spratt, widely-known as a very holy man. The gift was a relic of a Christian martyr...a small gold-bound casket which contained the earthly remains of one Saint Valentine (which it might have been if indeed, there is more than one, is not clear). The relic had been exhumed from the Cemetery of Saint Hyppolytus on the Tibertine Way in Rome, placed into a golden casket and transported to Dublin, where it was enshrined with great ceremony in the little Carmelite Church. Every year, on February 14, the casket is carried in solemn procession to the high altar for a special Mass dedicated to young people and all those in love. There has been some speculation in modern times that the name of Valentine was originally "Galantine," signifying "gallant," which is a word with obvious associations to courtship. The shift in consonant to "V" is explained by the way Medieval French peasants pronounced the letter "G."

Thursday, February 05, 2009

Sunday English Course Students




Berlokasi di desa Chandari, Jl. Manggis No. 60, Ciganjur, Jakarta Selatan setiap hari minggu diadakan kursus bahasa Inggris bagi anak-anak SD dan SMP di wilayah Ciganjur khususnya dan siapa saja yang berminat pada umumnya. Kursus ini gratis dan diadakan setiap hari Minggu mulai jam 9 pagi sampai dengan jam 1 siang. Saat ini anak asuh kami berjumlah sekitar 70 orang. Sunday English Course sudah berjalan selama hampir 3 tahun. Bersama bapak Arifien, kami berencana juga mengadakan kursus tari dan kini sedang dalam tahap perencanaan.

Wednesday, February 04, 2009

Self Portrait


Potret diri
hanyalah kepingan-kepingan puzzle
yang berproses menuju hakiki
hingga kelak bentuk dan materi
tak lagi punya arti
hanya goresan makna
yang selalu bertumbuh
di pusaran jejak langkahMu