WIWIN DONGENG MANAGEMENT

Monday, March 23, 2009

Sarimin





Sejak kecil aku sering menonton pertunjukan topeng monyet keliling atau yang di kampungku biasa disebut komidi bedhes. Mereka biasa berkeliling dari satu kampung ke kampung lain atau kadang mangkal di depan pasar. Kehadiran mereka selalu menggelitik anak-anak untuk berbondong-bondong menonton aksinya dan tak jarang aku mengikuti mereka keliling kampung hingga jauh dari rumah. Hingga kini aku sudah dewasa pertunjukan topeng monyet masih saja ada dan akhir-akhir ini cenderung meningkat secara kuantitatif. Bahkan sekarang diberi inovasi baru seperti tambahan alat musik keyboard dan pengeras suara.

Selain inovasi-inovasi tersebut di atas ternyata ada yang klasik dari pertunjukan keliling ini yang dari jaman ke jaman tidak berubah, yaitu nama si monyet. Sarimin, ya dari aku kecil di era 70an di kota Malang hingga kini berdomisili di Jakarta nama si monyet tetap sama yaitu Sarimin. Entah kenapa si pemilik selalu memberi nama tersebut. Mungkin perlu diadakan penelitian tentang fenomena ini. Atau nama Sarimin adalah icon bagi bisnis ini, atau nama tersebut membawa hoki?

Apapun prakiraan kita, topeng monyet tetap beraksi. Kerjasama yang kompak antara Sarimin dengan si empunya adalah fenomena lain yang menarik dimana disitu ada terjalin saling pengertian, saling berbagi dan perjuangan hidup.

"Ayo, Sarimin pergi ke pasar .... "

Kampung Tengah, 23 Maret 2009

No comments: